Aku melihat cemburu menjelma matahari Hujan berupa leburan rindu Kamu ibarat cuaca Kamu pula insan puisi tak butuh huruf Puisi yang lebih sepi dari sunyi Perihal yang tak pernah bisa ku simpulkan Hal paling abstrak yang begitu ku kagumi Sering menjadi topik perbincangan antara aku dan Tuhan selepas sujudku Ada di setiap pendar lampu jalan yg dikutuk ragu untuk redup atau menyala. Semoga kita tidak hanya dipertemukan disini Sebab dibandingkan bumi Surga lebih abadi ...
Tidak terikat dan tidak dimiliki Tidak buruk Hidup terus berjalan Aku pernah bahagia bersama kamu dan aku sempat membenci kata ‘pernah’ Semua terasa semu Saat kamu hanya ada dalam angan Aku bisa merasakan Begitu erat, menusuk Apa daya, aku tak dapat memeluknya lagi Selamat untuk kamu dan kebahagiaan yang mengiringi Meski tak terikat, aku tetap mendoakan Kamu, pernah disini Meski tidak untuk selamanya Terima kasih untuk apa yang ku anggap kenangan indah ...