Awan sedang tak secerah biasanya
Lekuk
senyumnya sedang sembunyi
Rupanya
sedang menahan beban tangis
Aku
masih bermain dengan angka-angka absis
Rutinitas
baruku
Aku
tidak lupa kalau harus pergi
Pukul
2 aku harus tiba di stasiun
Dengan
kereta yang akan mengantarku singgah di kota lain
1
malam saja
Aku
menapakkan kakiku disini, lagi
Dengan
orang yang akan selalu sama
Tuan,
bolehkah aku menahan kau untuk tidak pergi sampai keretaku datang?
Bolehkan
aku berontak pada waktu yang berlari lebih cepat?
Tuan,
terimakasih tak pernah membiarkan langkahku berjalan sendiri tanpa kau temani